16 Efek Samping Jahe (Kondisi Seseorang Tidak Boleh Mengkonsumsi Jahe) - Kharisma Keperawatan - Blog Mahasiswa STIKes Kharisma Karawang - Ahmad Rifai
Jahe sering dimanfaatkan untuk memasak dan pengobatan tradisional (alternatif). Jahe memiliki beragam manfaat, salah satunya yaitu banyak orang-orang yang memanfaatkan jahe untuk menurunkan berat badan.
Secara umum, jahe dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, memperkuat imun tubuh, mengobati nyeri otot, pencernaan, dan banyak lainnya.
Akan tetapi, dalam kondisi tertentu efek samping jahe ini dapat membahayakan, sehingga walaupun jahe merupakan rempah-rempah alami, tetapi tetap saja harus bijak dalam mengonsumsi jahe.
Jahe bisa membahayakan jika dikonsumsi di waktu yang tidak tepat. Seperti salah satunya, bahwa jahe akan sangat berbahaya ketika dikonsumsi bersamaan dengan mengonsumsi obat jenis beta-blocker, antikogulan dan obat-obatan insulin. Berikut di bawah ini berbagai efek samping jahe:
1. Iritasi Kulit
Dalam suatu kondisi, jahe juga dimanfaatkan untuk pengobatan luar, akan tetapi penggunaan jahe untuk obat luar ini bisa menimbulkan alergi pada sebagian orang, yang akhirnya menimbulkan iritasi di kulit.
Timbulnya iritasi kulit ini akibat kulit tidak cocok dengan jahe, atau kulit sebenarnya cocok tetapi dosis jahe yang dioleskan ke kulit yang terlalu banyak. Efek samping yang ditimbulkan dari mengaplikasikan jahe pada kulit ini berupa iritasi kulit dan munculnya ruam merah.
2. Masalah di Pencernaan
Munculnya rasa mulas dan juga sering bersendawa menjadi efek samping dari minum minuman jahe yang sering terjadi. Apalagi jika seseorang menelan jahe tanpa mengunyahnya, hal ini kurang baik karena bisa mengakibatkan terjadinya penyumbatan di usus.
Bagi orang yang mengalami masalah peradangan di usus, maka perlu menghindari sementara konsumsi minuman jahe, minimal mambatasi konsumsi jahe secara ketat. Karena dikhawatirkan akan muncul efek sampingnya berupa perut kembung, mulut serasa terbakar, gas, sendawa dan muncul masalah di pencernaan.
Sebagai solusinya guna meminimalisir efek samping tersebut, Anda bisa mengonsumsi jahe yang dalam bentuk produk kapsul.
Secara umum, mengonsumsi jahe secara berlebihan tidaklah baik untuk organ pencernaan. Termasuk tidak baik mengonsumsi jahe saat mengalami masalah peradangan pada organ usus (seperti yang sudah dijelaskan diatas).
3. Risiko Perdarahan
Konsumsi jahe juga bisa berpotensi menimbulkan masalah pendarahan, meskipun kasus ini cukup jarang terjadi, dimana belum banyak laporan mengenai masalah ini.
Kandungan di dalam jahe bisa menghambat enzim COX-1 dan COX-2, hal inilah yang memicu terjadinya perdarahan gastrointestinal (pendarahan saluran cerna). Organ yang merupakan saluran cerna yaitu kerongkongan, perut, usus kecil, usus besar dan dubur.
Keberadaan COX-1 yang mencukupi di lapisan lambung sangat penting perannya dalam melindungi organ saluran cerna dari resiko terjadinya perdarahan.
Konsumsi jahe secara berlebihan bisa �membrangus� senyawa COX-1 tersebut, sehingga beresiko menyebabkan terjadinya perdarahan internal, yang terutama di saluran pencernaan ini.
Efek samping yang ditimbulkan dari mengonsumsi jahe ini tidak boleh diremehkan, sehingga perlu kehati-hatian dalam mengonumsi jahe walaupun manfaat jahe yang sangat besar sekalipun.
Anda perlu menghindari konsumsi teh jahe ketika mengalami masalah pembekuan darah, dimana jangan mengonsumsi jahe bersamaan dengan mengkonsumsi obat pengencer darah.
Anda juga harus menghindari konsumsi jahe bersamaan dengan obat anti-inflamasi nonsteroid (seperti aspirin atau naproxen). Lalu batasi konsumsi jahe tidak lebih dari 4 g dalam sehari.
4. Penyakit Kandung Kemih
Penyakit kandung kemih adalah sebuah kondisi yang cukup serius. Penyakit kandung kemih beresiko muncul akibat dari mengonsumsi jahe bersamaan dengan jenis tanaman herbal lainnya.
Oleh karena itu, jika pengetahuan Anda kurang memadai tentang hakekat suatu tanaman herbal serta efek sampingnya, maka lebih baik menghindari konsumsi jahe bersamaan dengan tanaman herbal tersebut.
5. Kurang Baik Mengonsumsi Jahe yang Dikombinasikan dengan Herbal / Obat Lainnya
Anda harus ingat, bahwa TIDAK SELALU mengombinasikan banyak tanaman herbal untuk dikonsumsi dalam satu waktu akan lebih baik khasiatnya, karena ada tanaman herbal yang tidak cocok dikonsumsi bersamaan, yang bisa menyebabkan masalah kesehatan nantinya jika salah dalam mengombinasikan tanaman herbal.
Zat yang terkandung di dalam jahe tidak selalu cock dengan zat yang terkandung di dalam tanaman herbal lainnya. Kesalahan dalam mengkombinasi-kan ini, selain memicu penyakit kandung kemih (seperti sudah disebutkan diatas) juga beresiko memicu penyakit diabetes.
Adapun, mengombinasikan jahe dengan obat-obatan kimia maka harus dihindari sama sekali, jika ingin dilakukan maka hanya boleh berdasarkan petunjuk dari dokter atau ahli kesehatan.
Mengkombinasikan jahe dengan obat anti inflamasi non-steroid bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan.
Hal yang perlu Anda ingat, bahwa menurut National Institutes of Health, jahe tidak boleh dikombinasikan dengan obat jenis pengencer darah, beta blocker dan obat yang menyebabkan kantuk.
Meskipun memang terdapat beberapa jenis tanaman herbal yang jika dikombinasikan akan memberikan khasiat yang besar.
Namun, dalam praktek mengkombinasikan ini Anda harus memiliki pengetahuan lebih dalam mengenai tanaman herbal yang ingin dikombinasikan, mengetahui jenis kandungannya, lalu juga harus mengetahui dosis mengkombinasikan yang tepat.
Intinya, jika ingin mengkombinasikan jahe dengan tanaman herbal lainnya, maka harus sesuai dengan petunjuk ahli kesehatan, dokter atau orang yang paham mengenai hal ini.
Bahaya Jika Mengonsumsi Jahe Secara Berlebihan
1. Bisa Muncul Memar
Mengonsumsi jahe yang terlalu banyak dosisnya akan menyebabkan tubuh rentan untuk mengalami memar. Kondisi tubuh yang mengalami memar ini memiliki keterkaitan dengan adanya masalah pendarahan di bagian dalam tubuh.
Kondisi memar biasa masih masuk ke dalam kategori masalah kesehatan yang ringan. Akan tetapi jika sampai terjadi pendarahan maka Anda perlu menghentikan sementara konsumsi jahe yang selama ini dilakukan, lalu segera memeriksakan diri ke dokter
2. Perut Kembung
Perut Kembung merupakan sebuah keadaan di dalam perut yang terdapat gas berlebihan, akibat yang ditimbulkan dari perut kembung ini adalah membuat produltifitas bisa menurun, karena kondisi perut kembung akan membuat tubuh merasa kurang nyaman dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari.
Sebenarnya jika dikonsumsi dalam dosis yang benar, konsumsi jahe ini bisa membuat tubuh menjadi lebih enak, nyaman dan tenang.
Akan tetapi, jika asal-asalan (tidak memperhatikan dosis yang pas) dalam konsumsi jahe justru menimbulkan masalah kesehatan. Hal yang umum terjadi yaitu perut akan terasa penuh dengan gas (kembung).
Jika mengalami masalah ini maka hentikan sementara konsumsi jahe, hingga gejala perut kembung hilang.
3. Mengakibatkan Datang Bulan Menjadi Lebih Berat
Pada suatu penelitian mengungkapkan tentang khasiat jahe. Di dalam penelitian tersebut, bahwa lebih dari 60 persen wanita merasakan kondisi yang lebih baik ketika masa menstruasi jika mengonsumsi jahe. Dimana rasa nyeri selama haid berkurang berkat manfaat jahe.
Namun, jika terlalu banyak mengonsumsi jahe justru bisa mengakibatkan datang bulan menjadi lebih berat dari biasanya, seperti munculnya masalah ketidaknyamanan pada perut.
4. Iritasi Mulut
Takaran dalam mengonsumsi jahe seharusnya tidak boleh lebih dari 5 gram dalam sehari, jika lebih dari itu bisa menimbulkan masalah kesehatan, seperti beresiko mengakibatkan iritasi, yang utamanya di bagian mulut.
Hal itu karena sifat jahe yang panas dan pedas, jika terlalu banyak dikonsumsi bisa mengakibatkan iritasi pada mulut.
5. Diare
Berlebihan dalam mengonsumsi jahe bisa mengakibatkan penyakit diare. Dimana penyakit diare sangat berkaitan dengan masalah gangguan pencernaan. Konsumsi jahe yang berlebihan bisa mengakibatkan perut tidak nyaman, yang akhirnya memicu munculnya penyakit diare.
Masalah lainnya dari konsumsi jahe yang terlalu banyak yaitu beresiko memicu terjadinya pendarahan pada saluran cerna, seperti yang sudah dibahas sebelumnya.
Kondisi yang Membuat Seseorang Tidak Boleh Mengonsumsi Jahe
1. Mengonsumsi jahe selama masa kehamilan tidak dianjurkan
Bagi Wanita yang sedang dalam masa kehamilan hendaknya menghindari dahulu yang namanya jahe ini, karena ada potensi kandungan di dalam jahe bisa memberikan pengaruh buruk pada hormon seksual dari janin.
Terdapat aduan bahwa terjadinya keguguran pada ibu hamil dengan usia kehamilan 12 minggu, ternyata karena ibu hamil rutin mengonsumsi jahe, dimana jahe tidak jarang digunakan sebagai obat mual alami di pagi hari oleh wanita hamil.
Hal lainnya yang membuat ibu hamil perlu menghindari konsumsi jahe (minimal menguranginya) adalah adanya peningkatan resiko terjadinya masalah perdarahan pada Ibu hamil.
Hal ini yang membuat banyak para ahli kesehatan merekomendasikan Ibu hamil agar menghindari konsumsi jahe saat mendekati masa melahirkan.
Jahe juga merupakan stimulan yang cukup kuat sehingga kurang baik bagi ibu hamil. Efek samping jahe lainnya untuk ibu hamil yaitu meningkatkan resiko persalinan prematur.
Ingat, Ibu hamil perlu menghindari konsumsi jahe pada masa kehamilan trimester terakhir. Carilah jenis minuman lainnya untuk menghangatkan tubuh selain jahe, saat masa kehamilan.
Intinya, batasi konsumsi jahe pada masa kehamilan, dan hentikan konsumsi jahe saat menjelang masa melahirkan (trimester terakhir).
2. Jahe Tidak Dianjurkan Bagi Orang Yang Ingin Menambah Berat Badan
Jahe sudah umum diketahui bermanfaat untuk menurunkan berat badan yang sangat ampuh. Konsumsi Jahe bisa menjadikan tubuh mampu kenyang lebih lama, selain itu juga akan meningkatkan proses pembakaran lemak di dalam tubuh.
Akan tetapi, sebaliknya bagi Anda yang ingin menambah berat badan, maka tidak disarankan mengonsumsi jahe. Anda akan kesulitan jadinya untuk menambah berat badan.
3. Hati-hati Bagi Anda yang Mengalami Masalah Kelainan Darah
Konsumsi jahe bisa menimbulkan masalah pendarahan internal jika mengonsumsinya dalam takaran tinggi. Bagi mereka yang menderita kelainan darah hendaknya untuk menghindari konsumsi jahe.
Walaupun pada asalnya, jahe memiliki fungsi untuk meningkatkan sirkulasi darah yang memberikan manfaat besar bagi kesehatan tubuh secara umum. Namun, khusus penderita kelainan darah seperti salah satunya yaitu hemofilia, konsumsi jahe justru bisa berdampak buruk.
4. Gangguan Jantung
Keonsumsi jahe dalam jumlah yang terlalu banyak bisa menimbulkan masalah pada organ jantung, atau akan memperburuk masalah jantung yang dialami.
5. Jika Sedang Mengkonsumsi Obat-obatan Tertentu
Anda harus benar-benar waspada terhadap konsumsi jahe ketika sedang menjalankan suatu pengobatan. Utamanya bagi Anda yang sedang menggunakan obat pengencer darah. Anda juga tidak boleh konsumsi jahe yang bersamaan dengan jenis obat anti-inflamasi nonsteroid.
6. Penderita Diabetes dan Hipertensi
Jahe dapat menimbulkan reaksi berbahaya jika bertemu dengan jenis obat antikoagulan, beta-blocker dan obat yang terkait dengan rangsangan produksi insulin di dalam tubuh.
Ketika Anda sedang menjalani masa mengonsumsi obat secara rutin, berupa obat darah tinggi atau diabetes, maka perlu menghindari jahe saat itu.
Hal itu karena efek samping jahe dapat menurunkan manfaat dari obat hipertensi atau diabetes tersebut. Serta lebih buruk lagi, bisa beresiko menimbulkan gangguan kesehatan yang cukup serius.
Penutup
Jahe secara umum aman untuk dikonsumsi, dan manfaatnya sangat banyak. Hanya bagi sebagian orang bisa menyebabkan efek samping (seperti yang sudah dipaparkan diatas).
Secara umum, jahe dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, memperkuat imun tubuh, mengobati nyeri otot, pencernaan, dan banyak lainnya.
Akan tetapi, dalam kondisi tertentu efek samping jahe ini dapat membahayakan, sehingga walaupun jahe merupakan rempah-rempah alami, tetapi tetap saja harus bijak dalam mengonsumsi jahe.
Jahe | Sumber gambar: Pixabay.com
1. Iritasi Kulit
Dalam suatu kondisi, jahe juga dimanfaatkan untuk pengobatan luar, akan tetapi penggunaan jahe untuk obat luar ini bisa menimbulkan alergi pada sebagian orang, yang akhirnya menimbulkan iritasi di kulit.
Timbulnya iritasi kulit ini akibat kulit tidak cocok dengan jahe, atau kulit sebenarnya cocok tetapi dosis jahe yang dioleskan ke kulit yang terlalu banyak. Efek samping yang ditimbulkan dari mengaplikasikan jahe pada kulit ini berupa iritasi kulit dan munculnya ruam merah.
2. Masalah di Pencernaan
Munculnya rasa mulas dan juga sering bersendawa menjadi efek samping dari minum minuman jahe yang sering terjadi. Apalagi jika seseorang menelan jahe tanpa mengunyahnya, hal ini kurang baik karena bisa mengakibatkan terjadinya penyumbatan di usus.
Bagi orang yang mengalami masalah peradangan di usus, maka perlu menghindari sementara konsumsi minuman jahe, minimal mambatasi konsumsi jahe secara ketat. Karena dikhawatirkan akan muncul efek sampingnya berupa perut kembung, mulut serasa terbakar, gas, sendawa dan muncul masalah di pencernaan.
Sebagai solusinya guna meminimalisir efek samping tersebut, Anda bisa mengonsumsi jahe yang dalam bentuk produk kapsul.
Secara umum, mengonsumsi jahe secara berlebihan tidaklah baik untuk organ pencernaan. Termasuk tidak baik mengonsumsi jahe saat mengalami masalah peradangan pada organ usus (seperti yang sudah dijelaskan diatas).
3. Risiko Perdarahan
Konsumsi jahe juga bisa berpotensi menimbulkan masalah pendarahan, meskipun kasus ini cukup jarang terjadi, dimana belum banyak laporan mengenai masalah ini.
Kandungan di dalam jahe bisa menghambat enzim COX-1 dan COX-2, hal inilah yang memicu terjadinya perdarahan gastrointestinal (pendarahan saluran cerna). Organ yang merupakan saluran cerna yaitu kerongkongan, perut, usus kecil, usus besar dan dubur.
Munculnya pendarahan saluran cerna bisa meningkat resikonya akibat kebiasaan buruk seperti konsumsi alkohol dan merokok.
Selain itu, infeksi bakteri dan penggunaan jangka panjang obat jenis steroid, obat pengencer darah, aspirin, obat non-steroid anti-inflamasi (NSAID) dapat meningkatkan resiko resiko pendarahan saluran cerna.
Selain itu, infeksi bakteri dan penggunaan jangka panjang obat jenis steroid, obat pengencer darah, aspirin, obat non-steroid anti-inflamasi (NSAID) dapat meningkatkan resiko resiko pendarahan saluran cerna.
Keberadaan COX-1 yang mencukupi di lapisan lambung sangat penting perannya dalam melindungi organ saluran cerna dari resiko terjadinya perdarahan.
Konsumsi jahe secara berlebihan bisa �membrangus� senyawa COX-1 tersebut, sehingga beresiko menyebabkan terjadinya perdarahan internal, yang terutama di saluran pencernaan ini.
Efek samping yang ditimbulkan dari mengonsumsi jahe ini tidak boleh diremehkan, sehingga perlu kehati-hatian dalam mengonumsi jahe walaupun manfaat jahe yang sangat besar sekalipun.
Anda perlu menghindari konsumsi teh jahe ketika mengalami masalah pembekuan darah, dimana jangan mengonsumsi jahe bersamaan dengan mengkonsumsi obat pengencer darah.
Anda juga harus menghindari konsumsi jahe bersamaan dengan obat anti-inflamasi nonsteroid (seperti aspirin atau naproxen). Lalu batasi konsumsi jahe tidak lebih dari 4 g dalam sehari.
Penyakit kandung kemih adalah sebuah kondisi yang cukup serius. Penyakit kandung kemih beresiko muncul akibat dari mengonsumsi jahe bersamaan dengan jenis tanaman herbal lainnya.
Oleh karena itu, jika pengetahuan Anda kurang memadai tentang hakekat suatu tanaman herbal serta efek sampingnya, maka lebih baik menghindari konsumsi jahe bersamaan dengan tanaman herbal tersebut.
5. Kurang Baik Mengonsumsi Jahe yang Dikombinasikan dengan Herbal / Obat Lainnya
Anda harus ingat, bahwa TIDAK SELALU mengombinasikan banyak tanaman herbal untuk dikonsumsi dalam satu waktu akan lebih baik khasiatnya, karena ada tanaman herbal yang tidak cocok dikonsumsi bersamaan, yang bisa menyebabkan masalah kesehatan nantinya jika salah dalam mengombinasikan tanaman herbal.
Zat yang terkandung di dalam jahe tidak selalu cock dengan zat yang terkandung di dalam tanaman herbal lainnya. Kesalahan dalam mengkombinasi-kan ini, selain memicu penyakit kandung kemih (seperti sudah disebutkan diatas) juga beresiko memicu penyakit diabetes.
Adapun, mengombinasikan jahe dengan obat-obatan kimia maka harus dihindari sama sekali, jika ingin dilakukan maka hanya boleh berdasarkan petunjuk dari dokter atau ahli kesehatan.
Mengkombinasikan jahe dengan obat anti inflamasi non-steroid bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan.
Hal yang perlu Anda ingat, bahwa menurut National Institutes of Health, jahe tidak boleh dikombinasikan dengan obat jenis pengencer darah, beta blocker dan obat yang menyebabkan kantuk.
Meskipun memang terdapat beberapa jenis tanaman herbal yang jika dikombinasikan akan memberikan khasiat yang besar.
Namun, dalam praktek mengkombinasikan ini Anda harus memiliki pengetahuan lebih dalam mengenai tanaman herbal yang ingin dikombinasikan, mengetahui jenis kandungannya, lalu juga harus mengetahui dosis mengkombinasikan yang tepat.
Intinya, jika ingin mengkombinasikan jahe dengan tanaman herbal lainnya, maka harus sesuai dengan petunjuk ahli kesehatan, dokter atau orang yang paham mengenai hal ini.
Bahaya Jika Mengonsumsi Jahe Secara Berlebihan
1. Bisa Muncul Memar
Mengonsumsi jahe yang terlalu banyak dosisnya akan menyebabkan tubuh rentan untuk mengalami memar. Kondisi tubuh yang mengalami memar ini memiliki keterkaitan dengan adanya masalah pendarahan di bagian dalam tubuh.
Kondisi memar biasa masih masuk ke dalam kategori masalah kesehatan yang ringan. Akan tetapi jika sampai terjadi pendarahan maka Anda perlu menghentikan sementara konsumsi jahe yang selama ini dilakukan, lalu segera memeriksakan diri ke dokter
2. Perut Kembung
Perut Kembung merupakan sebuah keadaan di dalam perut yang terdapat gas berlebihan, akibat yang ditimbulkan dari perut kembung ini adalah membuat produltifitas bisa menurun, karena kondisi perut kembung akan membuat tubuh merasa kurang nyaman dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari.
Sebenarnya jika dikonsumsi dalam dosis yang benar, konsumsi jahe ini bisa membuat tubuh menjadi lebih enak, nyaman dan tenang.
Akan tetapi, jika asal-asalan (tidak memperhatikan dosis yang pas) dalam konsumsi jahe justru menimbulkan masalah kesehatan. Hal yang umum terjadi yaitu perut akan terasa penuh dengan gas (kembung).
Jika mengalami masalah ini maka hentikan sementara konsumsi jahe, hingga gejala perut kembung hilang.
3. Mengakibatkan Datang Bulan Menjadi Lebih Berat
Pada suatu penelitian mengungkapkan tentang khasiat jahe. Di dalam penelitian tersebut, bahwa lebih dari 60 persen wanita merasakan kondisi yang lebih baik ketika masa menstruasi jika mengonsumsi jahe. Dimana rasa nyeri selama haid berkurang berkat manfaat jahe.
Namun, jika terlalu banyak mengonsumsi jahe justru bisa mengakibatkan datang bulan menjadi lebih berat dari biasanya, seperti munculnya masalah ketidaknyamanan pada perut.
4. Iritasi Mulut
Takaran dalam mengonsumsi jahe seharusnya tidak boleh lebih dari 5 gram dalam sehari, jika lebih dari itu bisa menimbulkan masalah kesehatan, seperti beresiko mengakibatkan iritasi, yang utamanya di bagian mulut.
Hal itu karena sifat jahe yang panas dan pedas, jika terlalu banyak dikonsumsi bisa mengakibatkan iritasi pada mulut.
5. Diare
Berlebihan dalam mengonsumsi jahe bisa mengakibatkan penyakit diare. Dimana penyakit diare sangat berkaitan dengan masalah gangguan pencernaan. Konsumsi jahe yang berlebihan bisa mengakibatkan perut tidak nyaman, yang akhirnya memicu munculnya penyakit diare.
Masalah lainnya dari konsumsi jahe yang terlalu banyak yaitu beresiko memicu terjadinya pendarahan pada saluran cerna, seperti yang sudah dibahas sebelumnya.
Kondisi yang Membuat Seseorang Tidak Boleh Mengonsumsi Jahe
1. Mengonsumsi jahe selama masa kehamilan tidak dianjurkan
Bagi Wanita yang sedang dalam masa kehamilan hendaknya menghindari dahulu yang namanya jahe ini, karena ada potensi kandungan di dalam jahe bisa memberikan pengaruh buruk pada hormon seksual dari janin.
Terdapat aduan bahwa terjadinya keguguran pada ibu hamil dengan usia kehamilan 12 minggu, ternyata karena ibu hamil rutin mengonsumsi jahe, dimana jahe tidak jarang digunakan sebagai obat mual alami di pagi hari oleh wanita hamil.
Hal lainnya yang membuat ibu hamil perlu menghindari konsumsi jahe (minimal menguranginya) adalah adanya peningkatan resiko terjadinya masalah perdarahan pada Ibu hamil.
Hal ini yang membuat banyak para ahli kesehatan merekomendasikan Ibu hamil agar menghindari konsumsi jahe saat mendekati masa melahirkan.
Jahe juga merupakan stimulan yang cukup kuat sehingga kurang baik bagi ibu hamil. Efek samping jahe lainnya untuk ibu hamil yaitu meningkatkan resiko persalinan prematur.
Ingat, Ibu hamil perlu menghindari konsumsi jahe pada masa kehamilan trimester terakhir. Carilah jenis minuman lainnya untuk menghangatkan tubuh selain jahe, saat masa kehamilan.
Intinya, batasi konsumsi jahe pada masa kehamilan, dan hentikan konsumsi jahe saat menjelang masa melahirkan (trimester terakhir).
2. Jahe Tidak Dianjurkan Bagi Orang Yang Ingin Menambah Berat Badan
Jahe sudah umum diketahui bermanfaat untuk menurunkan berat badan yang sangat ampuh. Konsumsi Jahe bisa menjadikan tubuh mampu kenyang lebih lama, selain itu juga akan meningkatkan proses pembakaran lemak di dalam tubuh.
Akan tetapi, sebaliknya bagi Anda yang ingin menambah berat badan, maka tidak disarankan mengonsumsi jahe. Anda akan kesulitan jadinya untuk menambah berat badan.
3. Hati-hati Bagi Anda yang Mengalami Masalah Kelainan Darah
Konsumsi jahe bisa menimbulkan masalah pendarahan internal jika mengonsumsinya dalam takaran tinggi. Bagi mereka yang menderita kelainan darah hendaknya untuk menghindari konsumsi jahe.
Walaupun pada asalnya, jahe memiliki fungsi untuk meningkatkan sirkulasi darah yang memberikan manfaat besar bagi kesehatan tubuh secara umum. Namun, khusus penderita kelainan darah seperti salah satunya yaitu hemofilia, konsumsi jahe justru bisa berdampak buruk.
4. Gangguan Jantung
Keonsumsi jahe dalam jumlah yang terlalu banyak bisa menimbulkan masalah pada organ jantung, atau akan memperburuk masalah jantung yang dialami.
5. Jika Sedang Mengkonsumsi Obat-obatan Tertentu
Anda harus benar-benar waspada terhadap konsumsi jahe ketika sedang menjalankan suatu pengobatan. Utamanya bagi Anda yang sedang menggunakan obat pengencer darah. Anda juga tidak boleh konsumsi jahe yang bersamaan dengan jenis obat anti-inflamasi nonsteroid.
6. Penderita Diabetes dan Hipertensi
Jahe dapat menimbulkan reaksi berbahaya jika bertemu dengan jenis obat antikoagulan, beta-blocker dan obat yang terkait dengan rangsangan produksi insulin di dalam tubuh.
Ketika Anda sedang menjalani masa mengonsumsi obat secara rutin, berupa obat darah tinggi atau diabetes, maka perlu menghindari jahe saat itu.
Hal itu karena efek samping jahe dapat menurunkan manfaat dari obat hipertensi atau diabetes tersebut. Serta lebih buruk lagi, bisa beresiko menimbulkan gangguan kesehatan yang cukup serius.
Penutup
Jahe secara umum aman untuk dikonsumsi, dan manfaatnya sangat banyak. Hanya bagi sebagian orang bisa menyebabkan efek samping (seperti yang sudah dipaparkan diatas).
0 Response to "16 Efek Samping Jahe (Kondisi Seseorang Tidak Boleh Mengkonsumsi Jahe) - Kharisma Keperawatan - Blog Mahasiswa STIKes Kharisma Karawang - Ahmad Rifai"
Post a Comment
Sahabat? alangkah baiknya berkomentar dahulu sebelum meninggalkan halaman. Karena Pengunjung yang baik adalah pengunjung yang selalu meninggalkan komentar. Dan Satu keuntungan bagi anda dengan meninggalkan komentar, jika anda juga mempunyai blog. Maka, meninggalkan komentar adalah salah satu cara alternatif untuk membuat blog anda terindeks di search engine. Tapi komentarnya yang berhubungan dengan artikel ya? karna, komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus dan terjaring otomatis oleh spam filter.