Gangguan-gangguan Pendengaran pada Manusia di Usia Tua - Kharisma Keperawatan - Blog Mahasiswa STIKes Kharisma Karawang - Ahmad Rifai
Tipskesehatanmu.com - Pendengaran manusia mempunyai kaitan yang sangat erat dengan otak. Sebab, otaklah yang memberikan berbagai informasi tentang segala hal di luar sana. Namun begitu, alat pendengaran atau telinga pada manusia mempunyai kekuatan yang super.
Jika dibandingkan dengan binatang lain, telinga manusia lebih variatif dalam mencatat suara-suara, baik dalam segi volume dan frekuensi.
sumber: akhbaralaan.net
Pendengaran manusia dapat mendengar suara dari 20 Hz�20.000 Hz.
Anatomi singkat telinga
Jika diuraikan secara anatomis, telinga sebagai indera pendengaran terdiri dari tiga bagian. Ketiganya meliputi telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
1. Telinga luar
Telinga bagian luar merupakan bagian telinga yang berada di luar, yang terdiri dari saluran telinga, daun telinga, dan liang telinga. Daun telinga yang terbentuk dari tulang rawan dan saluran suara yang berfungsi menampung bunyi dari luar kepala.
Selain itu, daun telinga juga berfungsi untuk menampung gelombang bunyi. Dalam hal ini, daun telinga mengumpulkan gelombang suara dari luar ke bagian dalam telinga. Setelah itu, suara itu akan dikirim menuju gendang telinga.
sumber: bagishared.com
2. Telinga tengah
Telinga tengah merupakan rongga yang berisi udara yang di dalamnya mencakup gendang telinga (membran timpani), hammer (Malleus), anvil (Incus), dan stirrup (Stapes). Gendang telinga sendiri mempunyai fungsi sebagai partisi antara telinga luar dan telinga tengah.
Ketika menerima gelombang suara, gendang telinga secara otomatis mengubah energi suara menjadi energi mekanik. Kondisi ini membuatnya bergetar, begitu juga dengan hammer. Hal ini disebabkan karena hammer yang berupa tulang kecil ini letaknya berdekatan dengan gendang telinga.
3. Telinga dalam
Telinga dalam berisi zat seperti air yang berfungsi dalam menentukan pendengaran dan keseimbangan organ. Telinga dalam ini meliputi beberapa bagian seperti mulai koklea hingga auditory saraf.
Koklea merupakan sebuah tabung yang bentuknya mirip spiral yang membelit dirinya. Lapisan koklea ini terdiri dari sel-sel saraf yang sangat banyak dan mirip dengan rambut yang berfungsi memberikan respon secara berbeda terhadap berbagai frekuensi getaran.
Semakin Tua, Kemampuan Pendengaran Semakin Menurun
Ketika memasuki usia tua, kemampuan pendengaran tidak lagi seperti saat masih muda. Kemampuan pendengaran, lambat laun akan semakin berkurang sehingga beberapa gangguan pendengaran pun kerap banyak dialami oleh orang tua, khususnya lansia. Hal ini alami dan sangat wajar karena memang merupakan problem pada usia lanjut yang tidak bisa dicegah.
Berkurangnya kemampuan pendengaran (presbikusis) ini biasanya terjadi mulai usia 60 tahunan. Namun demikian, hal ini terkadang juga bisa terjadi lebih awal (kurang dari 55 tahun). Penurunan pendengaran ini tidak terjadi dalam satu waktu namun mengikuti proses penuaan dan berkembang selama beberapa waktu.
1. Faktor penuaan
Pada lansia, struktur telinga menjadi kurang elastis karenanya gangguan pendengaran pada lansia menjadi salah satu masalah yang tidak terhindarkan. Pada masa itu pula, terjadi perubahan pada sel rambut-rambut saraf pendengaran, bahkan mulai banyak yang mati.
Selain itu, terjadi pula kekakuan pada gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran. Karenanya, kemampuan telinga dalam merespon gelombang suara pun semakin berkurang.
2. Faktor penyakit
Kemunduran pendengaran pada lansia, juga tidak luput dari pengaruh adanya berbagai kemungkinan penyakit degeneratif yang menjangkitinya. Penyakit-penyakit ini dapat memperparah pendengaran sehingga lebih kompleks. Penyakit-penyakit dimaksud misalnya tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus.
diabetes sering kali menyebabkan gangguan penglihatan (sumber: amazinglifedaily.com)
Selain itu, kemunduran pendengaran juga dapat dipengaruhi oleh gangguan kardiovaskuler dan obat-obatan tertentu yang diminum secara rutin dan dalam jangka waktu lama. Hal ini misalnya pil kina untuk penyakit malaria, streptomisin, dan lain sebagainya.
3. Faktor lain
Mundurnya fungsi pendengaran pada lansia juga diperparah oleh beberapa kondisi dan kejadian tertentu yang dapat merusak fungsi organ pendengaran. Hal ini dapat berupa, misalnya, berada di tempat-tempat bising dalam waktu yang lama.
Pengalaman sejenis ini tentu saja memang tidak akan langsung memberikan dampak nyata namun sejalan dengan perkembangan waktu. Namun demikian, jika Anda sering berada di tempat seperti itu, baik di tempat kerja maupun rumah Anda yang berada di tempat bising, seperti dekat bandara atau dekat rel kereta api, kelak Anda akan mengalami penurunan fungsi pendengaran yang cukup drastis.
Jenis gangguan pendengaran
Menurunnya fungsi pendengaran ini, dapat terjadi dalam beberapa tingkatan, mulai yang ringan (seperti kurang dengar ringan dan sedang) sampai parah (kurang dengar berat sampai tuli). Adapun tipe-tipe gangguan pendengaran yang paling umum terjadi adalah seperti berikut:
lingkungan bising bisa menyebabkan gangguan sensorineural (sumber: heaclub.ru)
1. Gangguan pendengaran sensorineural
Yang pertama adalah gangguan pendengaran sensorineural. Penyebab utama gangguan pendengaran ini ialah seperti kerusakan neuron akibat bising, prebiakusis dan obat yang oto-toksik.
Selain itu, kelainan ini juga dapat disebabkan karena hereditas, reaksi pasca radang, dan komplikasi aterosklerosis. Gangguan pendengaran tipe ini juga dapat disebabkan oleh hilangnya atau rusaknya sel saraf (sel rambut) di dalam koklea.
2. Gangguan pendengaran konduktif
Anda juga mungkin akan mengalami apa yang disebut sebagai gangguan pendengaran konduktif. Gangguan ini terjadi karena adanya masalah tertentu pada telinga luar atau telinga tengah.
Gangguan ini biasanya bersifat mekanik dan sebagai akibat adanya kerusakan kanalis auditorius, membrana timpani atau tulang-tulang pendengaran. Dan salah satu penyebab pada usia lanjut adalah adanya serumen obturans. Masalah-masalah seperti ini dapat menyebabkan tidak terhantarnya gelombang suara dengan tepat ke telinga dalam.
3. Gangguan pendengaran campuran
Ada pula yang disebut sebagai gangguan pendengaran campuran. Kelainan ini merupakan gangguan gabungan antara gangguan pendengaran sensorineural dan konduktif.
4. Gangguan pendengaran saraf
Gangguan pendengaran saraf ini merupakan kelainan yang diakibatkan oleh tidak adanya atau rusaknya saraf pendengaran atau ketika saraf auditori tidak dapat mengirim sinyal ke otak. Gangguan pendengaran jenis ini biasanya terjadi parah dan bersifat permanen. Karenanya, dalam banyak kasus, implan Batang Otak Auditory (ABI) dapat menjadi pilihan.
0 Response to "Gangguan-gangguan Pendengaran pada Manusia di Usia Tua - Kharisma Keperawatan - Blog Mahasiswa STIKes Kharisma Karawang - Ahmad Rifai"
Post a Comment
Sahabat? alangkah baiknya berkomentar dahulu sebelum meninggalkan halaman. Karena Pengunjung yang baik adalah pengunjung yang selalu meninggalkan komentar. Dan Satu keuntungan bagi anda dengan meninggalkan komentar, jika anda juga mempunyai blog. Maka, meninggalkan komentar adalah salah satu cara alternatif untuk membuat blog anda terindeks di search engine. Tapi komentarnya yang berhubungan dengan artikel ya? karna, komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus dan terjaring otomatis oleh spam filter.